Hubungan Pemberian Obat Anti Tuberkulosis dengan Kejadian Efek Sampingnya pada Pasien Tuberkulosis Paru Di RSUD Sumedang Tahun 2022
Abstract
Indonesia berada di peringkat kedua dalam jumlah kasus tuberkulosis dunia, terutama di provinsi Jawa Barat. Tuberkulosis (TB) ialah suatu penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Panduan obat anti tuberkulosis (OAT) mengandung empat jenis obat (Isoniasid, Rifampisin, Pyrazinamid, dan Ethambutol). Panduan pengobatan tuberkulosis di Indonesia mencakup dua jenis paket obat anti tuberkulosis kombinasi dosis tetap (OAT KDT) dan kombipak dengan bentuk sediaan yang berbeda. Hal ini berpengaruh terhadap terjadinya efek samping. Tujuan penelitian ini yakni mengevaluasi efek samping dari OAT KDT dan kombipak pada pasien tuberkulosis paru di RSUD Sumedang pada tahun 2022. Penelitian ini merupakan penelitian observasional cross-sectional dengan 60 sampel yang dipilih secara consecutive sampling. Sumber data berasal dari rekam medis pasien dan dianalisis menggunakan uji Chi-square dengan metode univariat dan bivariat. Hasil analisis univariat yakni karakteristik subjek penelitian terbanyak berusia lebih dari 60 tahun dan berjenis kelamin laki-laki. Penggunaan obat anti tuberkulosis yang terbanyak adalah OAT KDT yaitu 65% dengan efek samping terbanyak adalah efek samping ringan yaitu 66,7%. Hasil analisis bivariat yakni terdapat hubungan antara bentuk sediaan dengan efek samping OAT dengan nilai p=0,022. Penggunaan OAT KDT cenderung meningkatkan kejadian efek samping dibandingkan dengan OAT kombipak.
Full Text:
PDFReferences
WHO. Global Tuberculosis Report 2022. Vol 13.; 2022.
Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2021.; 2022.
Riskesdas. Jumlah Terduga Tuberkulosis Berdasarkan Kabupaten/Kota di Jawa Barat. Published online 2019.
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2014, Katalog Dalam Terbitan. Kementerian Kesehatan RI; 2014.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis Dan Penatalaksanaan Di Indonesia. Vol 001.; 2021.
Nurafni S, Sari N, Mulyani F. Perbandingan Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis kombinasi Dosis Tetap (KDT) dan Kombipak Kategori I pada Pasien TB Paru di RSUD Sekarwangi Sukabumi. J Phys Conf Ser. 2021;1764(1):123-131.
Nugroho. Hubungan antara status gizi dengan efek samping obat anti tuberkulosis pada pasien dewasa di bkpm pati tahun 2011. Published online 2012:1-9.
Harfiani E, . M, Nurhakim AD. Faktor Apa Yang Mempengaruhi Rendahnya Tingkat Pengobatan Tuberkulosis di Lagoa Jakarta? Jurnal Ilmiah Kesehatan Masyarakat Media Komunikasi Komunitas Kesehatan Masyarakat. 2020;12(3):110-117. doi:10.52022/jikm.v12i3.80
Naudia HM. Studi Cost Of Illness Pada Terapi Tuberkulosis Di Tiga Puskesmas Kecamatan. Published online 2020.
Hasriani, La Rangki. Analisis Faktor Risiko Kejadian Tuberkulosis Paru. J Kesehat Al-Irsyad. 2020;13(1):1-10. doi:10.36746/jka.v13i1.63
Pratiwi. Hubungan Efek Samping Obat Anti Tuberkulosis (Oat) Terhadap Kepatuhan Minum Obat Pada Pasien Tb Paru Di Puskesmas. Published online 2022.
Sitepu R, Ascobat P, Ekasari F, Instiaty I. Fixed-dose combination versus separate antituberculosis formulations in pulmonary tuberculosis patients: Evaluation of effectiveness and safety. Int J Appl Pharm. 2018;10(1):208–210. doi:https://doi.org/10.22159/ijap.2018.v10s1.46
Munawarah. Evaluasi Penggunaan Sediaan Fixed Dose Combination (FDC) dibandingkan dengan Tablet Lepas Obat Anti-Tuberkulosis Terhadap Resiko Terjadinya Drug Induced. Published online 2018.
Wulandari N, Andrajati R, Supardi S. Faktor Risiko Umur Lansia terhadap Kejadian Reaksi Obat yang Tidak Dikehendaki pada Pasien Hipertensi, Diabetes, Dislipidemia di Tiga Puskesmas di Kota Depok. J Kefarmasian Indones. 2016;6(1):60–67. doi:https://doi.org/10.22435/jki.v6i1.5470.60-67
Rokhmah D. Gender dan Penyakit Tuberkulosis: Implikasinya Terhadap Akses Layanan Kesehatan Masyarakat Miskin yang Rendah. Kesmas Natl Public Heal J. 2013;7(10):447.
Abbas A. Monitoring Efek Samping Obat Anti-Tuberkulosis (OAT) Pada Pengobatan Tahap Intensif Penderita TB Paru Di Kota Makassar. J Agromedicine Med Sci. 2017;3(1):19–24.
Pratiwi. Hubungan Lama Penggunaan Obat Anti Tuberkulosis Dengan Efek Samping Pada Pasien Tb Mdr Rawat Jalan Di Rsup Sanglah Denpasar. Arch Community Heal. 2016;3(2):39–48.
Karina, Rosliana I, Sobariah S, et al. Angiogenesis Improvement in Adipose-Derived Mesenchymal Stem Cell Diabetes Mellitus Type 2 Patient by Platelet-Rich Plasma Treatment Population Doubling Time of. 2016;20(1):2016.
Nuryati. Bahan Ajar Rekam Medis Dan Informasi Kesehatan (RMIK) : Farmakologi.; 2017.
El-Kholy MM, Sadek SH, Mahran O. Fixed-dose combination versus separate drug formula for pulmonary and extrapulmonary tuberculosis. Egypt J Bronchol. 2018;12(3):346–351. doi:https://doi.org/10.4103/ejb.ejb_61_17
Resende LSO, Santos-Neto ET dos. Fatores de risco associados às reações adversas a medicamentos antituberculose. J Bras Pneumol. 2015;41(1):77-89. doi:10.1590/S1806-37132015000100010
Wu JT, Chiu CT, Wei YF, Lai YF. Comparison of the safety and efficacy of a fixed-dose combination regimen and separate formulations for pulmonary tuberculosis treatment. J Clin. 2015;70(6):429–434.
Fitria ADA. Hubungan Polifarmasi dengan Interaksi Obat pada Pasien Tuberkulosis. Published online 2021.
El-Kholy MM, Sadek SH, Mahran O. Fixed-dose combination versus separate drug formula for pulmonary and extrapulmonary tuberculosis. Egypt J Bronchol. 2018;12(3):346-351. doi:10.4103/ejb.ejb_61_17
Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia 2021.; 2022.
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Sekretariat SENSORIK :
Ruang Jurnal Lantai 2, Gedung Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran, UPN Veteran Jakarta, Indonesia.
Copyright © some right reserved Seminar Nasional Riset Kedokteran (SENSORIK).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 International License.