Perbandingan Penggunaan Glibenclamid-Metformin dan Glimepirid-Metformin Terhadap Efek Samping Hipoglikemia Pasien Diabetes Melitus Tipe-2 di Kota Tangerang Selatan Bulan Januari – Oktober Tahun 2019

Adhila Khairinnisa, Hanny Yusmaini, Yanti Harjono Hadiwiardjo

Abstract


Diabetes melitus merupakan penyakit tidak menular yang menjadi penyebab utama kematian serta kecacatan di Indonesia dan dunia. Penanganannya menjadi perhatian cukup besar bagi pemerintah. Terapi pada pasien diabetes melitus salah satunya dengan pemberian obat antihiperglikemia. Penggunaan obat terbanyak di Indonesia adalah metformin, disusul oleh obat golongan sulfonilurea khususnya glibenclamid dan glimepirid. Kedua obat tersebut sering digunakan dalam bentuk kombinasi karena memiliki efektivitas yang lebih baik dalam menurunkan kadar glukosa darah. Obat golongan sulfonilurea sering menimbulkan efek samping hipoglikemi dibandingkan obat lainnya. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan penggunaan glibenclamid-metformin dan glimepirid-metformin terhadap efek samping hipoglikemia pada pasien diabetes melitus tipe-2 di Kota Tangerang Selatan bulan Januari – Oktober tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional pada 116 subjek. Alat pengumpulan data menggunakan rekam medis dan dianalisis menggunakan uji chi square. Hasil penelitian menunjukan bahwa subjek yang mengalami hipoglikemia sebesar 29,3% (p value = 0,004) dan penggunaan obat terbanyak adalah glibenclamid-metformin yaitu 20,7%. Kesimpulan dari penelitian ini, terdapat perbedaan kejadian efek samping hipoglikemia pada penggunaan glibenclamid-metformin dan glimepirid-metformin pasien diabetes melitus tipe-2 dan penggunaan glibenclamid-metformin lebih banyak menyebabkan efek samping hipoglikemia dibandingkan glimepirid-metformin.


Full Text:

PDF

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Sekretariat SENSORIK :

Ruang Jurnal Lantai 2, Gedung Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran, UPN Veteran Jakarta, Indonesia.

Copyright © some right reserved Seminar Nasional Riset Kedokteran (SENSORIK).

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 International License.