Hubungan Frekuensi dan Lama Penggunaan Metamfetamin dengan Gejala Psikotik pada Pasien di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta
Abstract
Metamfetamin menjadi jenis NAPZA yang paling banyak digunakan di Indonesia. Metamfetamin sendiri merupakan psikotropika golongan I yang dapat memberikan efek fisik dan mental terhadap penggunanya. Salah satu efek mental yang sering dikaitkan dengan penggunaan metamfetamin adalah gejala psikotik. Banyak faktor-faktor dari penggunaan metamfetamin yang dapat memengaruhi timbulnya gejala psikotik, beberapa diantaranya yaitu frekuensi dan lama penggunaan dari metamfetamin itu sendiri. Oleh karena itu, penelitian terkait frekuensi dan lama penggunaan metamfetamin dengan gejala psikotik perlu dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan frekuensi dan lama penggunaan metamfetamin dengan gejala psikotik pada pasien di Rumah Sakit Ketergantungan Obat Jakarta Tahun 2019. Sampel penelitian ini adalah pasien yang sedang menjalani rawat jalan dan rehabilitasi di RSKO Jakarta saat dilakukannya penelitian. Penelitian ini menggunakan desain analitik observasional dengan pendekatan studi potong lintang menggunakan kuesioner pola pemakaian metamfetamin, sedangkan gejala psikotik ditentukan oleh psikiater di RSKO Jakarta. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode total sampling dan mendapatkan sampel sebesar 30 pasien. Penelitian ini memberikan hasil tidak ada hubungan frekuensi (p = 0,796) dan lama penggunaan (p = 1,00) metamfetamin dengan gejala psikotik pada pasien di RSKO Jakarta.
Full Text:
PDFRefbacks
- There are currently no refbacks.
Sekretariat SENSORIK :
Ruang Jurnal Lantai 2, Gedung Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran, UPN Veteran Jakarta, Indonesia.
Copyright © some right reserved Seminar Nasional Riset Kedokteran (SENSORIK).
This work is licensed under a Creative Commons Attribution 3.0 International License.