PENYULUHAN GIZI SEIMBANG DAN PECEGAHAN TUBERKULOSIS, PENGUKURAN STATUS GIZI, PELATIHAN MEMBUAT CATATAN HARIAN MAKANAN DAN PEMBERIAN SUSU TERFORTIFIKASI PADA ANAK GIZI KURANG KONTAK DENGAN PENDERITA TUBERKULOSIS

Muttia Amalia, Hikmah Muktamiroh, Aulia Chairani

Abstract


Data statistik Jawa Barat 2016 mencatat 1.996 orang penderita tuberkulosis di kota Depok. Dinas Kesehatan Depok  2016 juga melaporkan terdapat 3.942 balita kurang gizi. Keadaan ini dapat meningkatkan penularan dan kematian akibat TB pada anak. Tujuan Pengabdian Pada Masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang dan pencegahan TB dengan penyuluhan dan pemberian buku saku,  pengukuran status gizi dengan antropometri, pelatihan membuat catatan harian makanan dan pemberian susu terfortifikasi untuk meningkatkan status gizi anak. Sasaran kegiatan adalah orang tua sehat dan orang tua yang menderita TB dengan anak yang memiliki gizi kurang atau gizi buruk. Metode yang digunakan adalah pengukuran antropometri, penyuluhan dan pelatihan. Hasil pengabdian masyarakat untuk status gizi didapatkan 2 anak dengan gizi buruk dan sangat kurus (8,7%) serta 21 anak dengan gizi kurang dan kurus (91,3%). Tingkat pengetahuan tentang gizi seimbang menunjukkan 12 orang dengan pengetahuan baik (52,2%), 5 orang dengan pengetahuan menengah (21,7%) dan 6 orang dengan pengetahuan rendah (26,1%). Tingkat pengetahuan tentang  TB menunjukkan 20 orang dengan pengetahuan baik (87%) dan 3 orang dengan pengetahuan kurang (13%). Pelatihan membuat catatan makanan harian dilakukan dengan praktikum dan simulasi. Peserta mengembalikan catatan harian makanan yang telah dilengkapi 3 minggu setelah penyuluhan dilaksanakan.

Data statistik Jawa Barat 2016 mencatat 1.996 orang penderita tuberkulosis di kota Depok. Dinas Kesehatan Depok  2016 juga melaporkan terdapat 3.942 balita kurang gizi. Keadaan ini dapat meningkatkan penularan dan kematian akibat TB pada anak. Tujuan Pengabdian Pada Masyarakat ini adalah untuk meningkatkan pengetahuan tentang gizi seimbang dan pencegahan TB dengan penyuluhan dan pemberian buku saku,  pengukuran status gizi dengan antropometri, pelatihan membuat catatan harian makanan dan pemberian susu terfortifikasi untuk meningkatkan status gizi anak. Sasaran kegiatan adalah orang tua sehat dan orang tua yang menderita TB dengan anak yang memiliki gizi kurang atau gizi buruk. Metode yang digunakan adalah pengukuran antropometri, penyuluhan dan pelatihan. Hasil pengabdian masyarakat untuk status gizi didapatkan 2 anak dengan gizi buruk dan sangat kurus (8,7%) serta 21 anak dengan gizi kurang dan kurus (91,3%). Tingkat pengetahuan tentang gizi seimbang menunjukkan 12 orang dengan pengetahuan baik (52,2%), 5 orang dengan pengetahuan menengah (21,7%) dan 6 orang dengan pengetahuan rendah (26,1%). Tingkat pengetahuan tentang  TB menunjukkan 20 orang dengan pengetahuan baik (87%) dan 3 orang dengan pengetahuan kurang (13%). Pelatihan membuat catatan makanan harian dilakukan dengan praktikum dan simulasi. Peserta mengembalikan catatan harian makanan yang telah dilengkapi 3 minggu setelah penyuluhan dilaksanakan.


Full Text:

PDF

References


Black RE, Allen LH, Bhutta ZA, et al. Maternal and child undernutrition: global and regional exposures and health consequences. Lancet 2008: 371: 243-60.

Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat. Provinsi Jawa Barat dalam angka, 2016.

Dinas Kesehatan Kota Depok. Profil Kesehatan Tahun 2016. Dinas Kesehatan Depok, 2016.

Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung Barat. Laporan Tuberkulosis Kabupaten Bandung Barat. Bandung; 2012.

Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan, Direktorat Imunisasi, Karantina Dan Kesehatan Matra, Sub Direktorat Surveilans Dan Respon KLB, Buku Data 2010. Jakarta. 2011 Juli; 103p.

Ernawati K, Rifqatussa’adah, Wulansari R, Damayanti NA, Djannatun T. Berita Kedokteran Masyarakat (BKM Journal of Community Medicine and Public Health) 2018 : 34 (1): p44-49

Husna CA, Yani FF, Masri M. Gambaran status gizi pasien TB anak di RSUP Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Kesehatan Andalas 2016 : 5 (1): 228-32

Jaganath D, Mupere E. Childhood tuberculosis and malnutrition. Journal of Infectious Disease 2012 : 206; 1809-1815.

Jahiroh, Prihartono N. Hubungan stunting dengan kejadian tuberkulosis pada balita. The Indonesian Journal of Infectious Disease 2013: 1 (2):p6-13

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan. Pedoman Nasional Pengendalian TB. 2011.

Kemenkes, RI. 2013.Petunjuk Teknis ManajemenTB Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan,Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit danPenyehatan Lingkungan.

PDPI (Persatuan Dokter Paru Indonesia). Pedoman Diagnosis dan Penatalaksanaan TB Indonesia. Diunduh dari http://klikpdpi.com/konsensus/Xsip/tb.pdf, tanggal 4 Agustus 2018.

Riyadi H, Sukandar D. Asupan gizi anak balita peserta posyandu. Jurnal Gizi dan Pangan, 2009 4(1): p42 – 51.

Sukoco Noor EW, Pambudi J, Herawati MH. Hubungan status gizi anak balita dengan orangtua bekerja. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan 2015 :18 (4): p387–397

Sari G, Lubis G Edison. Hubungan pola makan dengan status gizi anak usia 3-5 tahun di wilayah kerja puskesmas Nanggalo Padang 2014. Jurnal Kesehatan Andalas 2016: 5 (2): p391-394.

TB anak – TB Indonesia, diunduh dari http://www.tbindonesia.or.id/tb-anak/, pada tanggal 4 Agusus 2018.

UNICEF Indonesia. Ringkasan kajian gizi ibu dan anak, Oktober 2012. Diunduh dari https://www.unicef.org, pada tanggal 1 Oktober 2018

World Health Organization (WHO). Global tuberculosis report. Geneva: World Health Organization, 2018.

World Health Organization WHO. Guideline: Nutritional Care and Support for Patients with Tuberculosis. WHO, 2013.

Yustikarini K, Sidhartani M. Faktor risiko sakit tuberkulosis pada anak yang terinfeksi tuberkulosis. Sari pediatri 2015: 17 (2): 136-40


Refbacks

  • There are currently no refbacks.