MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP SISWA SMAN XYZ JAKARTA UTARA MELALUI PELATIHAN KONSELOR SEBAYA

Sandi Kartasasmita, Widya Risnawaty, Denrich Suryadi

Abstract


Tujuan dari dilaksanakannya Pengabdian Kepada Masyarakat ini adalah untuk meningkatkan kualitas hidup remaja. Salah satu program yang dapat dilakukan untuk dapat meningkatkan kualitas hidup remaja adalah program pelatihan konselor sebaya. Program ini dilaksanakan di SMN XYZ, Penjaringan Jakarta Utara. Sekolah tersebut menjadi tempat dilaksanakannya PKM karena berdasarkan informasi yang didapatkan dari pihak sekolah, jumlah guru BP tidak sebanding dengan jumlah siswa yang berjumlah 720 siswa. Perbandingan yang cukup signifikan tersebut membuat para siswa tidak mendapatkan pelayanan konseling yang memadai. Adapun beberapa permasalahan yang kerap terjadi di sekolah dan belum dapat tertangani oleh guru BP adalah permasalahan yang berkaitan dengan (a) para siswa memiliki masalah yang beragam, seperti: motivasi berprestasi yang cenderung rendah, tindakan indisipliner, kesenjangan antar grup pertemanan, mendapat kekerasan verbal dari orang tua, perilaku berisiko pada remaja seperti perilaku seks bebas; (b) permasalahan siswa dalam hal akademik maupun psikologis belum tertangani dikarenakan minimnya sumber daya guru, khususnya jumlah guru BP yang tidak memadai (berkisar antara 1:720), (c) para siswa lebih memilih menceritakan masalah kepada teman sebayanya dibandingkan menceritakan masalahnya kepada guru BP, guru pengampu mata pelajaran, guru wali kelas, atau bahkan pada orang tua. Hasil dari PKM ini adalah terbentuknya tim konselor sebaya di SMAN XYZ yang dapat menjalankan perannya sebagai konselor, untuk dapat membantu guru BP.

Full Text:

PDF

References


Baumeister, R. F., & Vohs, K. D. (2002). The pursuit of meaningfulness in life. In C. R. Snyder & S. J. Lopez (Eds.), Handbook of positive psychology (pp. 608–618). New York, NY: Oxford University Press.

Bandura, A., Caprara, G. V., Barbaranelli, C., Regalia, C., Scabini, E. (2011). Impact of family efficacy beliefs on quality of gamily functioning and satisfaction with family life. Applied Psychology: An International Review, 60 (3), 421-448.

Dewi, FIR. & Risnawaty, W. (2012). Eksplanasi dan Rancangan Model Ketangguhan (Resiliency) Untuk Preventif Perilaku Berisiko pada Remaja (Studi Remaja di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya). Naskah yang tidak dipublikasikan

Dewi, FIR. & Risnawaty, W. (2013). Eksplanasi dan Rancangan Model Ketangguhan (Resiliency) untuk Preventif Perilaku Berisiko pada Remaja (studi di Jakarta, Yogyakarta dan Surabaya). Naskah yang tidak dipublikasikan.

Diener, E., Suh, E. M., Lucas, R. E., & Smith, H. L. (1999). Subjective well-being: Three decades of progress. Psychological Bulletin, 125(2), 276-302. doi:10.1037/0033-2909.125.2.276.

Efklides, Anastasia, Moraitou, & Despina. (2012). A positive psychology perspective on quality of life. Heidelberg: Springer Science & Business Media.

Flynn, F. J. (2003). How much should i give and how often? The effects of generosity and frequency of favor exchange on social status and productivity. Academy of Management Journal, 46, 539–553.

Nofitri (2009). Gambaran kualitas hidup penduduk dewasa pada lima wilayah di Jakarta. Jakarta: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia.

Kartasasmita, S., Suryadi, D., Risnawaty, W (2016). Permasalahan Remaja Masa Kini. Penelitian tidak dipublikasikan

Skevinton, S.M., Lotfy, M. & O’Connel, K.A. (2004). The World Health Organization’s WHOQOL-BREF quality of life assessment: Psychometric properties and results of the international field trial A Report from the WHOQOL Group. Quality of Life Research, 13, 299-310


Refbacks

  • There are currently no refbacks.