"KWETIBUS": KWETIAU TEPUNG IKAN GABUS DENGAN EKSTRAK BUAH NAGA UNTUK PENCEGAHAN STUNTING DALAM UPAYA PENINGKATAN GIZI MASYARAKAT
Abstract
Permasalahan gizi di Indonesia semakin meningkat terutama stunting pada balita. Stunting adalah keadaan gagal tumbuh pada balita akibat kekurangan gizi kronis dalam jangka waktu yang cukup lama sehingga tinggi badan anak tidak sesuai dengan umur berdasarkan indeks PB/U atau TB/U. Pada tahun 2017, tingginya prevalensi stunting balita di Indonesia sebesar 29,6%, sedangkan tahun 2018 sebesar 30,8%. Metode penelitian yang digunakan adalah tinjauan literatur dan penggunaan perangkat Nutrisurvey 2007. Penelitian ini bertujuan meningkatkan kandungan zat gizi pada produk pangan dengan membuat "Kwetibus", yaitu kwetiau tinggi protein dan sumber zinc yang berbahan dasar tepung beras dan tepung ikan gabus dengan ekstrak buah naga sebagai pangan pencegahan stunting pada balita. Produk "Kwetibus" memiliki manfaat dan potensi besar untuk dikembangkan. Selain itu, bahan pangan yang digunakan mudah didapat, harga terjangkau, serta proses pengolahannya sederhana. Berdasarkan formulasi dan hasil analisis dengan perangkat Nutrisurvey 2007, diperoleh kandungan protein sebesar 15% ALG/40g yang mampu memenuhi kebutuhan kandungan protein sebesar 14% ALG/40g, kandungan zinc sebesar 6% ALG/40g yang mampu memenuhi kebutuhan mineral per hari sebesar 6% ALG/40g.
Kata Kunci: Stunting, Balita, Kwetiau, Protein
ABSTRACT
Nutritional problems in Indonesia are increasing, especially stunting in children under five. Stunting is a condition of failure to thrive in toddlers due to chronic malnutrition for a long period of time so that the child's height does not match the age based on the PB/U or TB/U index. In 2017, the high prevalence of stunting under five in Indonesia was 29.6%, while in 2018 it was 30.8%. The research method used is a literature review and the use of the Nutrisurvey 2007 device. This study aims to increase the nutritional content of food products by making "Kwetibus", which is high protein kwetiau and a source of zinc which is made from rice flour and snakehead fish meal with dragon fruit extract as the main ingredient. stunting prevention food in toddlers. The product "Kwetibus" has great benefits and potential to be developed. In addition, the food ingredients used are easy to obtain, affordable prices, and the processing process is easy and simple. Based on the formulation and analysis results with the 2007 Nutrisurvey device, the protein content was 15% ALG/40g which was able to meet the needs for a protein content of 14% ALG/40g and zinc content of 6% ALG/40g which is able to meet the daily mineral needs of 6% ALG/40g.
Keywords: Stunting, Toddlers, Kwetiau, ProteinFull Text:
PDFReferences
Kemenkes RI. Buletin Stunting. Kementeri Kesehat RI. 2018;301(5):1163–78.
Kemenkes RI. Buku Saku Pemantauan Status Gizi. Buku Saku. 2017;1–150.
Setiawan E, Machmud R, Masrul M. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 24-59 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Andalas Kecamatan Padang Timur Kota Padang Tahun 2018. J Kesehat Andalas. 2018;7(2):275.
Oktarina Z, Sudiarti T. Faktor Risiko Stunting Pada Balita (24—59 Bulan) Di Sumatera. J Gizi dan Pangan. 2014;8(3):177.
Adam A, Syafii F, Saiful S. Kandungan Protein Roti Tawar Dengan Subtitusi Tepung Ikan Gabus (Channa Striata). J Gizi Prima (Prime Nutr Journal). 2020;5(2):129.
Dahlia, Sumarto, Desmelati, Suparmi LT. Penerapan Teknologi DIVERSIFIKASI BISKUIT DENGAN PENAMBAHAN TEPUNG IKAN GABUS (Ophiocephalus striatus ) DI DESA. J Rural Urban Community Enpowerment. 2019;1(1):41–50.
Wiwi Solvia Siahaan, N. Ira Sari SL. Pengaruh Penambahan Konsentrat Protein Ikan Gabus (Channa striatus) terhadap Mutu Kwetiau. J Japanese Soc Pediatr Surg. 2015;
Mardiana, Fatmawati. Analisa Tepung Ikan Gabus sebagai Sumber Protein. Octopus J Ilmu Perikan. 2014;4(1):235–43.
Dewanta EC, Wijayanti I, Anggo AD. Karakteristik Fisiko Kimia dan Sebsori Pasta Makaroni Dengan Penambahan Tepung Ikan Gabus (Channa striata). J Ilmu dan Teknol Perikan. 2019;1(2):21–9.
Yuliati K, Syafutri MI, Madona C. Karakteristik Kwetiau dari Tepung Bersa Merah (Oryza Nivara). J Ilmu dan Teknol Pangan. 2020;6(1):568– 80.
Wijaya AC, Surjoseputro S, Jati IRAP. The effect of different types of starch on physicochemical and organoleptic properties of black rice kwetiau ). J Teknol Pangan dan Gizi J. 2018;17(2):75–80.
Prastari C, Yasni S, Nurilmala M. Characterization of snakehead fish protein that’s potential as antihyperglikemik. J Pengolah Has Perikan Indones. 2017;20(2):413.
Pratiwi AT. POTENSI IKAN GABUS (OPHIOCEPHALUS STRATIUS) UNTUK MENINGKATKAN KADAR ALBUMIN PADA PENDERITA HIPOALBUMINEMIA. 2021;8(3):204–10.
Wirawan W, Alaydrus S, Nobertson R. Analisis Karakteristik Kimia Dan Sifat Organoleptik Tepung Ikan Gabus Sebagai Bahan Dasar Olahan Pangan. J Sains dan Kesehat. 2018;1(9):479–83.
Menkes. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 28 Tahun 2019 tentang Angka Kecukupan Gizi yang Dianjurkan untuk Masyarakat Indonesia. 2019;11(1):1–14. Available from: http://scioteca.caf.com/bitstream/handle/123456789/1091/RED2017-
Eng-8ene.pdf?sequence=12&isAllowed=y%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.regsciurbeco.2008.06.005%0Ahttps:// www.researchgate.net/publication/3 05320484_SISTEM_PEMBETUNGAN_TERPUSAT_STRATEGI_MELESTARI
Hardoko R, Irma Saputra T, Anugrahati NA. Karakteristik kwetiau yang ditambah tepung tapioka dan rumput laut (Gracilaria gigas Harvey). J Perikan dan Kelaut. 2013;18(2):1–11.
BPOM RI. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2016 tentang Acuan Label Gizi. Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indones. 2016;1–28.
BPOM. Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat Dan Makanan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2016 Tentang Pengawasan Klaim Pada Label Dan Iklan Pangan Olahan. Bpom. 2016;1–16.
Ermawanti Sundari N. Hubungan Asupan Protein, Seng, Zat Besi, dan Riwayat Penyakit Infeksi dengan Z- score TB/U pada Balita. J Nutr Coll. 2016;5(4):520–9.
Anindita P. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu, Pendapatan Keluarga, Kecukupan Protein & Zinc dengan Stunting (Pendek) pada Balita Usia 6-35 Bulan di Kecamatan Tembalang Kota Semarang. 2012;1(2):617–26.
Farah Okky Aridiyah, Ninna Rohmawati MR. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kejadian Stunting pada Anak Balita di Wilayah Pedesaan dan Perkotaan (The Factors Affecting Stunting on Toddlers in Rural and Urban Areas). e-Jurnal Pustaka Kesehat. 2015;3(1):163–70.
Putri ML, Simanjuntak BY, W. TW. Konsumsi Vitamin D dan Zink dengan Kejadian Stunting pada Anak Sekolah SD Negeri 77 Padang Serai Kota Bengkulu. J Kesehat. 2018;9(2):267.
Refbacks
- There are currently no refbacks.