PKM BAGI KELOMPOK IBU-IBU DAN REMAJA PUTERI DI RW.01 KELURAHAN RAWATERATE KECAMATAN CAKUNG KOTA ADMINISTRASI JAKARTA TIMUR
Abstract
Kelompok ibu-ibu dan remaja puteri di wilayah RW.01 Kelurahan Rawa Terate , Kecamatan Cakung , Jakarta Timur semula mempunyai kegiatan konveksi menjahit pakaian seragam pabrik , seragam sekolah , satpam dll. Namun lama kelamaan kegiatan ini mulai menurun karena banyak pabrik melakukan relokasi ke daerah lain sehingga mereka kehilangan pelanggan. Selain itu, para pesaing semakin banyak dan harga bahan bakunya mahal sehingga akhirnya menjadi vakum. Sebenarnya lokasi kelompok ini sangat strategis. Berada di Kawasan Industri Pulogadung , dekat dengan Pasar Pulogadung,Pulogadung Trade Center dan Terminal Bus Pulogadung. Melalui PKM , ditawarkan Program pelatihan pembuatan barang kerajinan dari limbah kemasan seperti bungkus kopi , deterjen dan sebagainya. Di sisi lain,saat ini Provinsi DKI Jakarta bukan lagi sebagai kota industri tetapi telah menjadi kota jasa dan pariwisata. Oleh karena itu pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan keterampilan membuat barang kerajinan dari limbah kemasan menjadi karya seni yang dapat dijual kepada para wisatawan asing maupun lokal . Ada dua cara pembuatan barang kerajinan dari limbah kemasan. Pertama, dengan bantuan benang sebagai penguat yang akan menghasilkan anyaman yang kokoh,rapat dan kuat misalnya tas jinjing , rompi dan dompet wanita. Kedua,tanpa bantuan benang akan menghasilkan barang yang lebih fleksibel misalnya tempat tisu, tikar dan tas. Cara membuatnya mudah. Pertama bekas bungkus kemasan dicuci bersih dan dikeringkan. Ke dua, sisi atas dan bawah digunting agar rata. Ke tiga, pemilihan gambar yang ingin ditonjolkan menjadi ikon.Ke empat, pelipatan bekas bungkus kemasan menjadi lingkaran lalu diratakan. Pelipatan bungkus kemasan dilakukan sedemikian rupa agar gambar tidak terlipat. Ke lima,penyambungan bekas pembungkus yang satu dengan lainnya sampai terbentuk anyaman ketupat. Ke enam, pengikatan anyaman dengan benang untuk memperkuat anyaman. Proses penganyaman dan pengikatan berlanjut sampai terbentuk produk yang diinginkan. Ke tujuh merupakan proses finishing yaitu proses pembuatan barang jadi dengan mengisikan lapisan dalamnya dengan kain dan pemberian ruisleting atau kacing serta jinjingan yang warnanya disesuaikan.Proses pembuatan barang kerajinan dari limbah kemasan selesai. Dari pelatihan yang dilaksanakan setiap hari minggu selama sebulan menghasilkan 10 buah tempat tisu, 6 buah dompet kecil , 4 buah tas wanita dan sebuah tikar berukuran 2 x 1 meter dengan harga jual yang bervariasi dari Rp.25.000 sampai dengan Rp.250.000,-. Kesimpulan, dari bekas bungkus kemasan telah dapat dibuat barang kerajinan seperti tas wanita, tempat tisu,dompet yang cantik.
Kelompok ibu-ibu dan remaja puteri di wilayah RW.01 Kelurahan Rawa Terate , Kecamatan Cakung , Jakarta Timur semula mempunyai kegiatan konveksi menjahit pakaian seragam pabrik , seragam sekolah , satpam dll. Namun lama kelamaan kegiatan ini mulai menurun karena banyak pabrik melakukan relokasi ke daerah lain sehingga mereka kehilangan pelanggan. Selain itu, para pesaing semakin banyak dan harga bahan bakunya mahal sehingga akhirnya menjadi vakum. Sebenarnya lokasi kelompok ini sangat strategis. Berada di Kawasan Industri Pulogadung , dekat dengan Pasar Pulogadung,Pulogadung Trade Center dan Terminal Bus Pulogadung. Melalui PKM , ditawarkan Program pelatihan pembuatan barang kerajinan dari limbah kemasan seperti bungkus kopi , deterjen dan sebagainya. Di sisi lain,saat ini Provinsi DKI Jakarta bukan lagi sebagai kota industri tetapi telah menjadi kota jasa dan pariwisata. Oleh karena itu pelatihan ini dimaksudkan untuk memberikan keterampilan membuat barang kerajinan dari limbah kemasan menjadi karya seni yang dapat dijual kepada para wisatawan asing maupun lokal . Ada dua cara pembuatan barang kerajinan dari limbah kemasan. Pertama, dengan bantuan benang sebagai penguat yang akan menghasilkan anyaman yang kokoh,rapat dan kuat misalnya tas jinjing , rompi dan dompet wanita. Kedua,tanpa bantuan benang akan menghasilkan barang yang lebih fleksibel misalnya tempat tisu, tikar dan tas. Cara membuatnya mudah. Pertama bekas bungkus kemasan dicuci bersih dan dikeringkan. Ke dua, sisi atas dan bawah digunting agar rata. Ke tiga, pemilihan gambar yang ingin ditonjolkan menjadi ikon.Ke empat, pelipatan bekas bungkus kemasan menjadi lingkaran lalu diratakan. Pelipatan bungkus kemasan dilakukan sedemikian rupa agar gambar tidak terlipat. Ke lima,penyambungan bekas pembungkus yang satu dengan lainnya sampai terbentuk anyaman ketupat. Ke enam, pengikatan anyaman dengan benang untuk memperkuat anyaman. Proses penganyaman dan pengikatan berlanjut sampai terbentuk produk yang diinginkan. Ke tujuh merupakan proses finishing yaitu proses pembuatan barang jadi dengan mengisikan lapisan dalamnya dengan kain dan pemberian ruisleting atau kacing serta jinjingan yang warnanya disesuaikan.Proses pembuatan barang kerajinan dari limbah kemasan selesai. Dari pelatihan yang dilaksanakan setiap hari minggu selama sebulan menghasilkan 10 buah tempat tisu, 6 buah dompet kecil , 4 buah tas wanita dan sebuah tikar berukuran 2 x 1 meter dengan harga jual yang bervariasi dari Rp.25.000 sampai dengan Rp.250.000,-. Kesimpulan, dari bekas bungkus kemasan telah dapat dibuat barang kerajinan seperti tas wanita, tempat tisu,dompet yang cantik.
Full Text:
PDFReferences
Anonim, 2013, Mengolah Sampah Bernilai Tambah, www.balitbangjatim.com. [14 September 2017]
Anonim, 2016, What is Garbage Enzyme. www.waystosaveenergy.net. [14 September 2017]
Ismayanti, 2015, Hindari Banjir Sampah, www.greenambassador.kompasiana.com. [14 September 2017]
KDPE Lamongan, 2008, Rumah Tangga Penghasil Sampah Terbesar, www.lamongan.go.id. [14 September 2017]
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, 2016, Statistik Persampahan Indonesia, Jakarta, KLHK & JICA (Japan International Corporatioan Agency
Refbacks
- There are currently no refbacks.